Bisakah mereka mengatakan bilangan rindu yang kupunya ? Bisakah kau percaya pada apa yang mereka katakan itu ? Rindu seakan menempatkan manusia di sebuah perahu layar yang terombang-ambing hebat saat badai laut mendadak datang. Rasanya mual, juga takut. Ketakutan tak lagi bisa menjumpai daratan tempat berangkat dahulu. Lalu apakah aku bisa kembali ke daratan itu ? Dimana aku berangkat pergi dan kau berdiri memandangi punggungku.
Hidup kadang tak seperti yang ada di buku rancangan kita. Iya, aku tahu. Hidup memang sesuai dengan buku rancangan milik Tuhan. Oh, andai saja Tuhan bersedia membocorkan isi buku itu padaku, mungkin aku bisa mengantisipasi berbagai hal yang mungkin terjadi. Sayangnya jin selalu gagal mengintip buku itu, lalu dia kembali ke bumi dan mengabarkan berita-berita yang tak sepenuhnya benar. Sebab itu aku tak percaya ramalan. Itu hanya bualan jin yang gagal menembus penjagaan ketat malaikat.
Aku tak ingin pergi. Kau tak ingin aku pergi. Kita tak ingin berpisah. Tapi siapa yang tahu Tuhan telah merancang perpisahan ini untuk kita. Aku tak bisa bilang tidak, sebab aku tak ingin disebut makhluk durhaka. Kau tak bisa memaksaku bilang tidak, sebab kau terlalu mencintaiku. Meski cinta kita membutuhkan pengorbanan yang tak mudah.
Sebut saja aku plin plan, sebab aku memang selalu begitu. Aku tak ingin pergi. Sungguh tak ingin. Tapi aku pergi juga. Aku tahu mataku berlebihan menumpahkan air mata. Aku tahu kau terlalu berlebihan untuk menahan supaya air matamu tak jatuh berderai. Kau selalu ingin terlihat kuat bukan ? Tidak, kau memang kuat. Seperti seharusnya. Seperti yang selalu kuharap. Kekuatan hatimu itulah salah satu yang kucinta.
Ini entah hari keberapa, aku lelah menghitung. Ratusan jumlahnya, dan kita belum juga berjumpa. Bisakah cinta bertahan di tempatnya semula, sementara kau semakin menjelma bayang-bayang. Mana bisa aku memelukmu, lalu bersandar di dadamu seperti sebelumnya. Saat hatiku resah entah karena apa, dan dadamu memberiku kenyamanan serupa secangkir coklat panas. Kini hatiku resah melebihi yang dulu pernah kurasa. Badai datang mendadak. Porak segala tatanan di dalamnya. Termasuk kata-kata penghiburan yang sering kau bisikkan dari jauh itu. Aku tak lagi bisa menunggu. Aku harus berbuat sesuatu untuk menjadikanmu nyata kembali.
Nanti malam aku akan melaksanakan rencana itu, mungkin bersama Ratih dan Irna. Kemarin kami sudah menyepakati strategi itu. Lalu segalanya akan berjalan lancar. Mereka tak akan sadar sampai kemudian fajar mengusir gelap, lalu seorang sipir wanita akan berteriak menggemparkan seluruh lorong bahwa tiga narapidananya kabur. Demi Tuhan, kami tak akan kabur selamanya. Hanya sebentar. Aku hanya ingin melihatmu menjadi sosok yang nyata, bukan sekedar bayang-bayang semata. Sekedar memastikan bahwa cinta masih ada di tempatnya, belum bergeser seinci pun. Lalu aku akan tenang. Berjalan kembali ke penjara dengan riang, seperti seorang anak yang pulang ke rumah setelah lelah bertamasya.
20 komentar:
oh ya mba aku ada award neh buat mba silahkan mabil di
http://agungaritanto.blogspot.com/2010/01/posting-ajaib-tanpa-online.html
ngomong-ngomong anda ini penulis yaaa kenapa ga dislurin aja kemedia lumayan lo
honornya
Bagus juga tulisannya, Dhik.
Salam silaturahim dari Pekalongan.
keren tulisan nya ....
salam kenal ya...
bagus banget tulisanya
sooo sweettttt
ajarin diriku dong nulis yang bagus
artikelnya bagus juga yaaa....
selamat yaa smg sukses selalu n tetap semangat
top dan bagus nih tulisannya slam sukses selalu
salam sejahtera
kunjungan balik
dan komen pertama di sini
akhirnya bisa komen juga
saya punya award untuk Anda diambil ya
tulisannya dalem banget dan kuat maknanya. tajam semirip mata elang
salam sobat
semoga cinta bertahan ditempatnya semula mba Lina,,
siip banget strateginya,,
bayang2 itu semoga menjadi sosok nyata.
Wow, tulisannya bagus banget lho
tulisan yg ini keren juga nih. berasa sastranya.
hai linaaa..
im here..thx 4 ure visit.
btw sebelumnya q dah kesini gag ya??
thanks ya dah di link..
sesaat lagi aku jg link blik
(dlam waktu 1x 24 jam,hehe)
^_^
Karyanya ok mba.. Kembangkan trus ya.. Sukses slalu
Agung Aritanto :
terima kasih ya Agung, langsung disimpen deh...
santet :
masih sekedar hobby sih, belum kepikiran untuk ngirim. Nggak pede euy...
M Mursyid PW :
terima kasih atas kunjungannya....salam hangat dari sini
Etha :
makasih Etha
Rosa :
makasih dah ke sini, nanti saya gantian yang ke sana ya...
brinet :
makasih
kosong :
padahal nggak pake gula loh
soewoeng :
saling mengajari aja yuk....
abeng beng /arjopedal :
salam sukses juga ya...
7 taman langit :
wah...makasih award dan kunjungannya
Fi :
makasih ya Fi. duh, dulu suka banget juga liat mata elang
NURA :
iya mbak Nura, menjadi nyata
lina@women's perspectives :
makasih ya mbak
Sang Cerpenis bercerita :
lagi belajar nulis mbak, biar bisa kaya mbak Fanny
ratna wulandari :
makasih ya nana...
senang kenal sama nana
pelajaranmamat :
terima kasih kata-kata penyemangatnya...
gudlak juga ya
kelupaan,
@ Harto :
makasih ya atas kunjungannya...
it's very nice post.. thank you for your helpful and informative content
sipilis pada wanita
cara mengobati sipilis
pengobatan sipilis
gejala penyakit sipilis
obat sipilis
Posting Komentar